Musik Yang Dapat Meningkatkan Kecerdasan Anak

Musik Yang Dapat Meningkatkan Kecerdasan Anak -- Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama (wikipedia). Selain sebagai hiburan, musik juga dapat meningkatkan kecerdasan anak. Berikut ulasan selengkapnya.


Musik klasik bukan semata-mata untuk kesenangan saja, melainkan juga berguna untuk perkembangan anak. Dalam kegiatan belajar musik berfungsi agar otak kanan ikut aktif, karena biasanya yang aktif hanya otak kiri. 

Jadi intinya perlu adanya keseimbangan fungsi otak kiri dengan otak kanan agar kegiatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang optimal. Keseimbangan itu dapat diupayakan melalui aktifitas musik yang konstruktif.
Garace Sudargo (seorang musisi dan pendidik) mengatakan bahwa "dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan olah raga manusia.  

Musik dapat diibaratkan seperti oli, membuat sesuatu yang tadinya macet menjadi longgar atau lapang. Dari kelapangan itu muncul kreativitas. Musik bisa menjadi katup pelepas sehingga yang macet-macet itu menjadi lancer. 

Kemacetan ini sering terjadi juga dalam pembelajaran. Selama ini pembelajaran selalu dikaitkan dengan perumpamaan, seperti mengumbar itu harus memakai pensil dulu dan lain-lain. Padahal seharusnya tidak demikian. Belajar adalah ekspresi. Dengan menggunakan musik, diharapkan belajar menjadi santai, menyenagkan sehingga mendorong kebebasan berekspresi karena pada dasarnya setres dan tekananlah yang menghambat pembelajaran.



Tidak hanya dalam segi belajar, musik juga dapat berguna untuk kecerdasan bayi dalam kandungan, Memperdengarkan musik secara teratur kepada janin akan menunjang pertumbuhan otak belahan kanan dan perkembangan janin (Joan Freeman, Utami Munandar, 1996).

Beberapa ahli menganjurkan, agar janin dalam kandungan sejak diperkenalkan dengan musik sejak telinganya telah terbentuk dengan sempurna dan mulai dapat mendengar suara, yaitu sejak minggu ke-18. Musik diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang indah konstruktif bersahabat, selaras dan ramah bagi janin. Musik yang dianjurkan untuk diperdengarkan kepada janin selama kehamilan antara lain musik klasik gubahan Wolfgang Amedeus Mozart yaitu Elvira Madigan dari Konser Piano nomer 21 dalam nada dasar C mayor, KV 467 Konser Seruling nomer 1 dalam nada dasar D, KV 285 dan Kuartet Seruling nomer 2 dalam nada dasar G, KV 285 a. (Lingerman, 1983).


Wolfgang Amadeus Mozart terkenal sebagai anak Austri yang genius dan ia mulai belajar musik pada usia 4 tahun, serta mengubah musik sejak berusia 5 tahun. Elvira Madigang, bagian kedua dari Konser Piano nomer 21 yang sangat indah dan mengalun itu, diciptakan pada tanggal 9 Maret 1785 di Wina. Konser Seruling nomer 2, KV 285 a yang ceria itu, diciptakan di Kota Mannheim pada awal tahun 1778, atas pesanan seorang dokter berkebangsaan Belanda de Jean yang pernah bertugas selama 9 tahun di Batavi (nama Jakarta pada saat itu).




Pada mulanya, mungkin kita belum terbiasa dengan gubahan Mozart, tetapi setelah mendengarkan berulangulang dan mulai hafal dengan alunan lagunya, pasti kita akan menikmatinya. Disarankan kepada Ibu hamil, agar selama kehamilan mendengarkan musik ini setiap harinya minimal 1/2 jam, ketika ia sedang mengendaraimobil bekerja di kantor dan dirumah atau sedang beristirahat.

Mendengarkan musik klasik tidak hanya bermakna bagi ibu hamil tetapi juga bagi janin yang di kandungnya. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa janin sudah dapat berinteraksi terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungannya. Pada masa pertengahan terahhir dari kehamilan, janin saudah dapat mendengar, melihat mengecap, merasa, dan melakukan gerakan-gerakan. Para ahli meyarankan agar ibu hamil pada 2-3 bulan terakhir dari kehamilannya membrikan rangsangannya indera (sensorik) kepada janinnya. Mulai minggu ke-20 masa kehamilan kepada janin dapat diperdenagrkan musik secara teratur. Makin sering dan teratur perangsangannya diberikan, makin besar pengaruhnya.

Perkembangan anak paling cepat pada masa pranatal, dimana ia dalam waktu 9 bulan berubah dari makhluk sel satu menjadi seorang bayi yang panjangnya kurang lebih 50 cm dan beratnya 3 kg. Kurang lebih 150 tahun yang lalu seorang pujangga Inggris Samuel Taylor Coleridge menyatakan : “Sejarah manusia pada sembilan bulan sebelum lahir mungkin lebih menarik dan bermakna dari 10 tahun berikutnya”. Ia menekankan betapa pentingnya masa pralahir dalam perkembangan anak mengingat pendapat para ahli pakar dan hasil-hasil penelitian, ibu-ibu yang hamil perlu memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan dirinya dan pertumbuhan janin yang dikandung, baik dalam menjaga gizi sebaik-baiknya, maupun dalam menjaga kondisi psikologis yang menunjang perkembangan bayi secara utuh ditinjau dari segi fisik, mental emosional, dan rasional, antara lain dianjurkan oleh Hal A. Lingerman, yang menulisbuku tentang “The healing energies of music”.

Menurut Suzuki (1987), musik adalah bagian udara yang bergetar, serupa dengan angin. Bayi dan janin pada bulan-bulan terakhir sebelum lahir, mampu merasakan getaran musik yang baik atau sumbang bergantung pada musik yang ada di lingkungan sekitar bayi itu. Bila anak dibesarkan dalam suasana misik Mozart sejak dini, jiwa mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya. Inilah keindahan dan keajaiban dari musik.



Seperti yang telah diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi dan bioelektrk lainnya bahwa denyut jantung janin mulai dapat dideteksi pada kehamilan 8 minggu dan gerakan janin mulai tampak pada kehamilan 8-9 minggu (Temiras dkk). Pada kehamilan 10 minggu, janin telah menunjukkan reaksi terhadap rangsanagn lokal, gerakan membuka mulut dengan gerakan-gerakan jari serta telapak kaki semua gerakan ini lebih sempurna pada kehamilan 16 minggu.

Respon terhadap rangsangan luar (fisik maupun getaransuara) mulai ada sejak kehamilan 4 bulan ini, yang menjadi lebih lengkap pada kehamilan 6 bulan, sedangkan terhadap rangsangan sinar baru muncul pada kehamilan 7 bulan.

Atas dasar kenyataan tersebut maka J. Balaskas dan Y. Gordon telah menulis adanya pengaruh positif dsri musik klasik karya Mozart dan Vivaldi terhadap perkembangan mental emosional janian mulai kehamilan 4-5 bulan. Kehamilan itu sendiri adalah suatu proses fisiologis yang kadang-kadang dapat menimbulkan stress bagi ibu yang tidak siap mental emosionalnya, stress yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi perkembangan janin, baik yang melalui pengaruh psikologis langsung maupun melalui reaksi hormonalnya. Dengan kesiapannya mental emosionalnya menghadapi kehamilan, termasuk kebiasaan mendengarkan musik klasik diharap mampu mengatasi stress yang ada, sehingga secara tidak langsung membantu optimalisasi perkembangan janin yang dikandungnya.

Atas dasar laporan dan temuan tersebut diatas, kalau memang dikehendaki munculnya generasi penerus dengan kualitas hidup dan kehidupan yang optimal perlu kiranya dicoba dan diteliti lebih lanjut dampak positif musik klasik terhadap kualitas janin yang bisa mendengarkan pada ibu hamil usia kandungan 4-5 bulan.


Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu ibu-ibu hamil mendapatkan anak yang cerdas nantinya, Yang pastinya jangan lupa berdoa ya. Amin